- Back to Home »
- Antara kebenaran dan mitos: Meneroka Surat Rasullullah kepada Heraklius I/Hercules.
Posted by : Unknown
Tuesday 22 October 2013
Heraklius1 (Flavius Heraklius Augustus (11 Februari 641)
- dikenali juga sebagai Hercules.
- dikenali juga sebagai Hercules.
= Maharaja Rom, memerintah kerajaan Byzantin ketika era Nabi
Muhamad saw
Ada beberapa kisah yang menarik tentang Maharaja Heraclius I ini, yang saya temui, di suatu website. kisah tersebut telah saya strukturkan semula agar lebih mudah dibaca.
gambar ini sekadar hiasan, tiada kena-mengena dengan sejarah yang diceritakan di sini. |
......................................................................................
1) Pernah Heraclius meminta surat Rasulullah s.a.w yang dibawa
Dihyah untuk para penguasa Negeri Bashrah.
Diserahkan surat itu pada Heraklius, maka dibaca, dan isinya
berbunyi:
dikatakan, inilah surat yang dihantar Rasulullah, kepada Heraklius/Hercules |
“Bismillahir rahmanir rahim. Dari Muhammad, hamba Allah dan
Rasul-Nya untuk Heraclius. Penguasa Romawi, keselamatan bagi siapa yang
mengikuti petunjuk.
Kemudian daripada itu, aku mengajakmu dengan seruan Islam;
masuk Islamlah kamu, maka kamu akan selamat, Allah akan memberi pahala kepadamu
dua kali. Namun jika kamu berpaling, maka kamu menanggung dosa rakyat kamu,
dan:
Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang
tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali
Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebahagian
kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Rabb selain Allah”.
Jika mereka
berpaling, maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahawa kami adalah
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”
Hiruk pikuk sidang yang mendengarnya. Kedengaran bingit
suara-suara ribut. Abu Sufyan dan teman-temannya diusir serta merta oleh sidang
pendengarnya.
Setelah diusir, Abu Sufyan berkata,
“sungguh dia telah
diajak kepada urusan Anak Abu Kabsyah. Heraclius mengkhawatirkan kerajaan
Romawi.”
............................................................................................
2) Pernah sekali diundangnya para pembesar Roma
“Aku ada majlis istimewa di Himsha, marilah datang.”
Majlis pun bermula. Semuanya hadir!
Pintu dikunci rapat. Agar tiada yang dapat mendengar
bicaranya dari luar.
Lantas, dia berkata:
“Wahai bangsa rum, mahukah anda semua beroleh kemenangan dan
kemajuan yang gilang gemilang, sedangkan kerajaan tetap utuh di tangan kita?”
Masing-masing kelihatan terangguk-angguk.
“Kalau mahu, akuilah Muhammad sebagai Nabi!”
Seakan ada guruh bergema gempita. Cadangannya begitu memetir
suasana.
Lintang pukang mereka bagai keldai liar, padahal pintu semua
dikunci rapi.
Heraclius putus harapan. Lalu, dia minta semua kembali ke
tempat mereka, seraya berkata,
“Sesungguhnya saya mengucapkan perkataan saya tadi hanyalah
sekedar menguji keteguhan hati anda semua. Kini saya telah melihat keteguhan
itu.”
Mereka sujud di hadapan Heraclius dan mereka senang akan
bicaranya.
...........................................................................................
3) kisah ketika rombongan dagang Quraisy, yang sedang mengadakan ekspedisi
dagang ke Negeri Syam, singgah menemui Heraklius di lliya'
......
Haaa.. rasa tertanya-tanya bukan?
Haaa.. rasa tertanya-tanya bukan?
Perinciannya boleh ditemui di website di bawah ini
Heraklius, Raja Rom pun mengakui kebenaran Nabi saw.
Selamat meneroka!
*oh ya. Segala sejarah yang dinyatakan di sini masih tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Banyak perdebatan berlaku antara golongan kristian dan Islam, merujuk pada sejarah ini.
Maka, secara intelektualnya, sejarah ini tidak dapat dijadikan hujah yang baik.
Sungguh, antara sebaik-baik hujah buat Islam adalah Al-Quran.
dan, dialog yang dinukilkan tak semestinya dialog asal yang dibicarakan. Namun, mesej yang disampaikan tetap sama.
Heraklius, Raja Rom pun mengakui kebenaran Nabi saw.
Selamat meneroka!
*oh ya. Segala sejarah yang dinyatakan di sini masih tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Banyak perdebatan berlaku antara golongan kristian dan Islam, merujuk pada sejarah ini.
Maka, secara intelektualnya, sejarah ini tidak dapat dijadikan hujah yang baik.
Sungguh, antara sebaik-baik hujah buat Islam adalah Al-Quran.
dan, dialog yang dinukilkan tak semestinya dialog asal yang dibicarakan. Namun, mesej yang disampaikan tetap sama.
Salam hormat. Sudah adakah pandangan-pandangan terkini untuk dikongsikan.
ReplyDelete